Analgetik ( Kimia Medisinal )
Nyeri adalah merupakan mekanisme protektif tubuh,
tetapi kebanyakan orang merasa terganggu, tidak nyaman dan tersiksa dengan rasa
nyeri tersebut. Banyak orang yang tidak tahan dan berusaha untuk bebas dari
rasa nyeri dengan menggunakan anti nyeri atau analgetika. Non-steroidal
anti-inflammatory drugs (NSAIDs) merupakan obat yang paling luas penggunaannya
sebagai anti nyeri. Penggunaan NSAIDs dalam jangka panjang dapat menimbulkan
efek samping pada berbagai organ tubuh seperti saluran cerna, jantung dan ginjal
( Delisma et al., 2018 ).
Analgesik
adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau
obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini digunakan
untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya
misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat
yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri. Obat
antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur
tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas
karena dapat menghambat prostaglandin pada CNS. NSAID (non-steroidal
anti-inflamatory drugs) adalah obat yang mengurangi rasa sakit, demam, dan
peradangan( Mita dan Husni, 2017 ).
Golongan
obat analgesik di bagi menjadi dua yaitu analgesik opioid/narkotik dan
analgetik non-narkotik. Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki
sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktura dan kanker.
Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik
Non-Narkotik ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa
berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan
tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik /Obat Analgesik Perifer ini juga
tidak mengakibatkan efek adiksi pada penggunanya( Mita dan Husni, 2017 ).
Menurut
Kee dan Hayes (1994), berdasarkan sumbernya , analgetik narkotik digolongkan
menjadi :
1.
Alkaloid alam
Contohnya : Morfin dan kodein
Morfin
kodein
2.
Derivat semi sintesis
Contohnya : Heroin
3.
Derivat sintesik
Contohnya : Metadon dan fenianil
Metadon
4.
Antagonis morfin
Contohnya : Nalorfin, nalakson dan pentalzocin
Analgetik non-narkotik
merupakan golongan obat yang cenderung tidak menurunkan tingkat kesadaran dan
tidak mengakibatkan efek ketagihan . Ada beberapa macam analgetik non-narkotik
yaitu :
1.
Paracetamol / Acetaminophen
2.
Obat anti-inflamasi Non Steroid (NSAID)
Contohnya : Ibuprofen, Aspirin, Asam
mefenamat dan Na.diklofenak
Diklofenak
DAFTAR PUSTAKA
Delisma,C.,
S.P.Fitrianingsih dan Suwender. 2018 . Uji Aktivitas Analgetik Ekstrak n Heksan Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile) Terhadap
Mencit Swiss Webstar Jantan.
Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol 1(1) :26-3426.
Kee, J.L dan
E.R. Hayes. 1994. Farmakologi. EGC.
Jakarta
Mita,S.R dan P.Husni. 2017 . Pemerian Pemahaman
Mengenai Penggunaan Obat Analgetik Secara
Rasional Pada Masyarakat di Arjasari
Kabupaten Bandung. Jurnal Aplikasi
Ipteks untuk Masyarakat. Vol 6(3) : 193-195
Permasalahannya :
1.
Bagaimana
mekanisme dari morfin untuk menghilangkan rasa nyeri ?
2.
Bagaimana
mekanisme bisa terjadinya nyeri ?
3.
Mengapa ada
obat-obatan yang tidak tergolong analgetik tetapi dapat juga meringankan nyeri
?
Saya akan menjawab permasalahan nmr 1
BalasHapusCara kerja morfin pada sistem saraf pusat adalah dengan mengikat dan mengaktivasi
reseptor µ-opioid yang dapat meningkatkan ambang batas nyeri sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pasca operasi. Morfin mempunyai potensi analgetik yang kuat sehingga sampai saat ini morfin sering digunakan saat operasi atau pasca operasi untuk mengurangi rasa nyeri.
Hai Mayapasae, saya akan mencoba menjawab soal nomor 3, karena obat ini memiliki efek yang sama dengan analgetik, yaitu menghilangkan rasa nyeri, sperti ergostamine.
BalasHapusTerima kasih sangat membantu, saya kurang paham dengan penjelasan anis yang menyatakan bahwa obat ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri? Lalu mengapa obat ini tidak termasuk dalam gol. Obat analgetik? Mungkin maksud anis adalah obat ergostamine, senyawa nitrit dan kolkhisin ini, dapat bekerja secara spesifik untuk meringankan rasa nyeri saja, tetap tidak dapat menghilangkan rasa nyeri..
HapusHaii Maya Pasae, saya akan mencoba menjawab soal nomor 2 tentang bagaimana sih mekanisme bisa terjadinya nyeri..
BalasHapusBanyak atau mungkin semua sensasi nyeri disebabkan oleh pembebasan senyawa-senyawa kimia tertentu oleh stimulasi nyeri. Senyawa kimia yang dibebaskan ini dapat menimbulkan nyeri karena mengeksitasi ujung-ujung saraf nyeri( menyerupai bradikinin)
Halo sonia, terimakasih ya sudah berkunjung dan mau membantu saya dalam menyelesaikan masalah diatas, jawab kamu sangat membantu, nah sedikit menambahkan berdasarkan literatur yang telah saya baca, sensasi nyeri ini juga tergantung pada serabut saraf yang menghantarkan impuls nyeri ke korteks sensorik di otak, maka sensasi nyeri ini disadari sebagai nyeri yang tajam, menusuk atau nyeri yang lebih bersifat ngilu.
HapusSemoga wawasan kita semakin bertambah yah.
Hai Maya, Saya akan menambahkan jawabannya. Menurut summer yang Saya baca, mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel yang dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien, prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin dan serotonin.
Hapussaya akan menjawab pertanyaan nomor 3, mungkin obat tersebut memiliki efek yang sama dalam menghilangkan nyeri dan mungkin dalam dosis tertentu dia bisa sebagai anti nyeri dan dalam dosis tertentu pula tidak menghilangkan nyeri
BalasHapusTerimakasih roza telah membantu saya menjawab permasalahan diatas, nah dari jawabannya yanh diberikan anis, kita dapat mengetahui dari contoh yg diberikan anis yaitu ergostamine, obat ini merupakan gol. Egro alkaloid yang berkerja hanya pada satu reseptor nyeri saja sedangkan yang kita ketahui bahwa analgetik yaitu mampun menekan stimulus nyeri dan berefek menghilang rasa nyeri sedangkan ergostamine tdk dapat menghilangkan nyeri tetapi hanya meringankan saja. Terima kasih roza
HapusTerima kasih untuk penjelasan tambahan dari literatur. Sebenarnya jawaban dari pertanyaan ini bukan hanya satu tetapi tergantung dari referensi yang di gunakan
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab soal no.3 bisa jadi mekanisme kerja obatnya hampir sama dengan obat golongan analgesik jadi bisa memberikan efek meredakan nyeri
BalasHapusNah terimakasih telah membantu saya menjawab permasalahan ini, kita ketahui bahwa pada satu senyawa obat memiliki 3 dimensi yang bisa saya ruang sma, struktur sama tetapi efek yg diberikan tdk sama.. Terimakasih
Hapushai maya pasae, saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, bagaimana mekanisme morfin menghilangkan nyeri.
BalasHapusJadi, Morfin menghilangkan Nyeri dengan mekanisme berikatan dengan reseptor opiat di SSP (reseptor μ-1 ) yang mengubah persepsi dan respons nyeri dengan memodulasi jalur penghambatan yang menurun dari otak.
Saya akan bantu jawab no 2 yaitu mekanisme nyeri dimana nyeri ini disebabkan adanya pelepasan senyawa senyawa kimia oleh stimulus nyeri ketika ada antigen yang datang, dimana seharusnya nyeri ini sebagai respon tubuh namun menjadi penyakit
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan no 1 mekanisme morfin adalah cara kerja morfin pada sistem saraf pusat adalah dengan mengikat dan mengaktivasi
BalasHapusreseptor µ-opioid yang dapat meningkatkan ambang batas nyeri sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pasca operasi
Hai maya pasae. Saya akan membantu menjawab soal nomor 2. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri.
BalasHapusMenurut Bahrudin. M (2017) patofisiologi nyeri yaitu Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors
pada kulit bisa intesitas tinggi maupun rendah
seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi
jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan
merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan
kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan
depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
beberapa keadaan akan menginfiltrasi
mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan
/ inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan
seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamin
yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia).
Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan
darah sehingga bradikinin dan serotonin akan
terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia
yang akan menyebabkan akumulasi K +
ekstraseluler dan H + yang selanjutnya
mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan
prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal
ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan
meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto.
Bila nosiseptor terangsang maka mereka
melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin
gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang
proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi
dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh
vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk
serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah
yang menyebabkan nyeri.Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors
pada kulit bisa intesitas tinggi maupun rendah
seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi
jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan
merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan
kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan
depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
beberapa keadaan akan menginfiltrasi
mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan
/ inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan
seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamin
yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia).
Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan
darah sehingga bradikinin dan serotonin akan
terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia
yang akan menyebabkan akumulasi K +
ekstraseluler dan H + yang selanjutnya
mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan
prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal
ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan
meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto.
Bila nosiseptor terangsang maka mereka
melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin
gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang
proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi
dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh
vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk
serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah
yang menyebabkan nyeri.
Hi maya saya akan membantu menjawab permasalahan nomor 1.
BalasHapusDalam mengatasi nyeri, morfin bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga tubuh tidak merasakan sakit. Meskipun memiliki sejumlah manfaat, morfin dapat menyebabkan kecanduan hingga mengakibatkan overdosis yang bisa membahayakan nyawa.